translated to :

English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Jumat, 03 Februari 2012

Arsitektur Islam dai Masa ke Massa

Masa Abbasiyah dan Seljuk
Perkembangan arsitektur Islam pada masa Abbasiyah dan Seljuk bermula sekitar abad ke-11. Pada era itu, perkembangan arsitektur Islam yang begitu besar terlihat pada penggunaan teknik bahan batu bata dari seni arsitektur Persia yang diterapkan pada bentuk lengkung iwan. Selain itu, perkembangannya juga tampak pada cara pengembangan bangunan lain yang menjadi bangunan fasilitas seperti istana dan bangunan untuk kepentingan sosial. Salah satu contoh arsitektur masjid yang dibangun pada era itu adalah Masjid Jami di Isfahan. Pola perencanaannya terdiri dari penampilan pemakaian lengkung-lengkung iwan sebagai bentuk keseluruhan. Kelengkapan bangunan yang sangat menonjol adalah menara. Menara dalam gaya Seljuk menampilkan beberapa corak yang berlainan. Bangunan lain yang menunjukkan perkembangan arsitektur Islam pada masa itu adalah Istana Baghdad. Keunikan dan kekhususan dari arsitektur bangunan istana itu tampak pada penerapan hiasan muqamas atau stalaktit seperti yang diterapkan pada bangunan-bangunan kuburan. Susunan hiasan stalaktit ini digabungkan menjadi lengkung stalaktit yang lebih besar. Arsitektur Islam di Spanyol
Perkembangan arsitektur Islam pada masa ini dapat dilihat terutama pada arsitektur Masjid Cordoba dan Istana Granada. Masjid yang didirikan oleh Abdurrahman ad-Dakhil pada tahun 786 M ini mempunyai pola dasar bentuk masjid Arab asli dengan gaya Masjid Umayyah. Pada masa selanjutnya masjid ini telah mengalami penyempurnaan selama tiga kali berturut yakni pada tahun 822, 976, dan 990. Di antara penyempurnaannya adalah penambahan tiang-tiang sebagai cara untuk memperluas masjid. Mula-mula ditambah dengan lima deret, kemudian 17 deret memanjang dan delapan tiang ke samping. Penonjolan lain adalah terdapatnya marmer monolit sebagai kubah penutup mihrab, yang dihiasi dengan ukiran bermotif renda yang dikerawang pada batu. Kekhususan lain adalah terdapatnya tiang-tiang rangkap yang menopang lengkung-lengkung bercorak ladam kuda. Istana yang didirikan di Granada terkenal dengan julukan Istana Singa, atau yang lebih terkenal dengan Alhambra. Penampilan istana ini dimulai dengan pintu gerbang yang megah, disusul pelataran yang dilengkapi dengan berbagai elemen se-perti kolam yang memakai air mancur yang didukung oleh patung-patung singa; pintu gerbang itu terkenal dengan gerbang singa. Dua belas patung singa dari marmer mendukung air mancur tadi, mencangkung berkeli1ing dan mengeluarkan air dari mulutnya. Air mancur dengan 12 singa tersebut merupakan pelataran sebagai titik orientasi terhadap ruang-ruang fasi1itas, seperti ruang harem yang dilengkapi dengan kamar-kamar pribadi. Istana Alhambra dibangun pada sekitar abad ke- 13. Era Utsmaniyah
Pada masa ini, bangunan-bangunan yang berdiri umumnya menampilkan corak yang sedikit berbeda dari arsitektur sebelumnya. Umat Islam pada zaman Usmani menampilkan tiga bentuk masjid, yakni tipe masjid lapangan, masjid madrasah, dan masjid kubah. Hal yang baru dalam rangka perkembangan arsitektur Islam gaya Usmaniyah ini ialah munculnya perencanaan bangunan oleh seorang arsitek yang pernah belajar di Yunani, yaitu Sinan, yang telah menghasilkan karya-karya dalam berbagai bentuk bangunan. Masjid Sultan Sulaiman di Istanbul adalah buah karya arsitektur Islam pada era Utsmani. Masjid itu menampilkan pertautan yang simbolis antara kemegahan masjid sebagai lambang sultan yang besar kekuasaannya dan keagungan masjid sebagai sarana keagamaan. Perpaduan itu ditampilkan lewat menara yang langsing dan tinggi seolah-olah muncul dari lengkung- lengkung kubah dan melesat lepas ke ketinggian. Arsitektur Islam di India
Arsitektur masjid India pada umumnya mengambil corak masjid lapangan, kemudian memakai lengkung-lengkung iwan, bahan-bahan yang digunakan terdiri dari batu. Hal ini sudah lama digunakan dalam membuat candi. Di Masjid Kutubuddin, misalnya, terdapat corak atap kubah dalam jumlah banyak dan mengatapi hampir semua ruangan, dan gapuranya mirip dengan bangunan candi ala India. Corak menaranya berbentuk bulat seperti pilar yang runcing pada puncaknya serta mencuat tinggi ke atas. Bentuk itu tampil pada bentuk menara yang bernama Qutub Minar yang tingginya 73 meter.

Menara ini terdiri dari lima tingkat, tiga tingkat pertama merupakan ruangan yang dibiasi dengan batu cadas merah, dan bangunan menara berdiri sendiri terlepas dari bangunan masjid. Karya arsitektur Islam India yang termasyhur adalahTaj Mahal di Agra.

Bangunan ini berdiri di ujung taman yang luas dengan air mancur, yang dibatasi dengan pintu gerbang berbentuk lengkung iwan, diatapi dengan kubab-kubah berbentuk bunga masif, tembok-temboknya dihiasi dengan relung-relung berupa takikan pada tembok. Karya arsitektur lainnya adalah istana. India menampilkan istana yang merupakan gabungan antara gaya Persia dan gaya India. Arsitektur Islam Nasibmu kini

Perkembangan arsitektur Islam di era keemasan yang begitu pesat telah memberi berpengaruh terhadap arsitektur Barat. Professors Jonathan Bloom dan Sheila Blair dari Boston College dalam bukunya The Art and Architecture Islam, mengatakan, ide seni dan arsitektur tradisional Islam yang berkembang pada abad ke-7 yang mencakup arsitektur dan seni di daratan Atlantik hingga ke lautan Hindia telah memberi pengaruh kepada Barat. Hingga abad ke-19 dan 20, menurut Blair dan Bloom, seni dan arsitektur Islam masih tetap berpengaruh bagi negara-negara di Eropa dan Amerika. Lalu bagaimana dengan masa depan arsitektur Islam? Saat ini dunia Islam terutama di Timur Tengah tengah mengalami transformasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Arsitek kondang Garry Martin pernah memberikan peringatan akan terancamnya budaya dan tradisi Islam. `'Kekayaan minyak yang melimpah serta perubahan sosial dan politik telah mengancam tradisi dan kebudayaan Islam. Krisis idenntitas itu telah tampak pada desain arsitekturalnya,'' papar Martin. Kini, papar dia, pembangunan besar-besaran yang terjadi di Timur Tengah tak lagi menerapkan arsitektur Islam yang agung, luhur dan mengagumkan. Kebanyakan gedung di Timur Tengah telah meniru model-model arsitektur Barat. Akibatnya, papar Martin, kini umat Islam di Timur Tengah tengan menciptakan lingkungan asing di dalam komunitas Islam. Tak pelak, serbuan budaya asing yang kini banyak mempengaruhi arsitektur di Timur Tengah itu mulai membuat arsitek Muslim bereaksi dengan mempertegas kembali warisan bangunan peninggalan berarsitektur Islam. Lalu apakah ini sebuah pertanda melunturnya arsitektur Islam? Martin mengungkapkan, `'Dunia arsitektur Islam telah melalui sejarah dengan mengadaptasi dan merespons berbagai budaya dan bangunan-bangunan tradisi yang ada tanpa adanya pelemahan esensi spiritual yang menjadi sumber inspirasi.'' Jadi bila kini terjadi krisis identitas dalam bidang arsitektur Islam kemungkinan besar terjadi karena esensi spiritual telah melamah dan tak lagi menjadi sumber inspirasi. Padahal, papar Martin, arsitektur Islam pernah begitu dalam memahami harmoni dengan manusia, lingkungannya, dan Sang Pencipta. Sayangnya, imbuh Martin, pada abad ke-20, konsep Islami itu dilupakan dalam pembangunan industri yang begitu cepat. Untuk menyelamatkan keberlanjutan arsitektur Islam, Martin menyarakankan agar, umat Islam harus benar-benar mengabaikan arsitektur Barat yang tak menggunakan semangat Islam dan merusak kebudayaan tradisional. Selain itu, umat Islam perlu memahami esensi arsitektur Islam dan memasukan teknologi bangunan modern sebagai alat dalam mengekpresikan esensi ini. Akankah arsitektur Islam bisa tetap bertahan?


Dari Ka'bah, Alhambra, Hingga Taj Mahal
Sejarah arsitektur Islam berawal ketika Nabi Muhammad Saw beserta para sahabatnya membangun masjid pertama di Quba, Madinah pada 1 H/622 M. Dengan denah segi empat dan dinding yang menjadi pembatas sekelilingnya, masjid pertama itu terbilang amat sederhana dan bersahaja, belum megah dan indah seperti saat ini. Di sepanjang bagian dalam dinding masjid pertama yang dibangun Rasulullah Saw tersebut dibuat bagian depan yang disebut mihrab dan serambi yang langsung bersambung dengan lapangan terbuka sebagai bagian tengah dari masjid segi empat tersebut. Bagian pintu masuknya diberi gapura. Bahan yang digunakan sangat sederhana, seperti batu alam atau batu gunung, pohon, dan daun-daun kurma. Meski arsitekturnya amat sederhana, bangunan masjid pertama itu menjadi prototipe dari arsitektur masjid pada masa kemudian. Namun, ada pula yang menyatakan bangunan suci Ka'bah yang kini berada di Makkah sebagai cikal bakal arsitektur Islam. Rekonstruksi bangunan Ka'bah mulai dilakukan Rasulullah Saw dan para sahabat, dua tahun setelah umat Muslim berhasil menaklukan Makkah dari suku Quraish pada 630 M. Adalah tukang kayu dari Abyssina dengan gayanya sendiri yang merekonstruksi Ka'bah. Bangunan suci inilah yang kemudian menjadi cikal bakal arsitektur Islam. Dalam perkembangannya, arsitektur Islam berkembang begitu luas baik itu di bangunan sekular maupun di bangunan keagamaan yang keduanya terus berkembang sampai saat ini. Arsitektur Islam terus mengalami perkembangan dari bentuknya yang amat sederhana pada abad ke-6 M sampai ke tingkat kesempurnaan yang mengagumkan pada abad ke-8 M dan seterusnya. Arsitektur ternyata telah ikut serta membentuk peradaban Islam yang kaya. Di antara beragam karya arsitektur, masjid kuburan, istana dan benteng adalah yang paling amat berpengaruh dalam perkembangan arsitektur Islam. Malah, keempat karya arsitektur Islam itu memiliki pengaruh yang begitu luas terhadap bangunan-bangunan yang lainnya. Gaya arsitektur Islam mulai begitu menonjol dengan desain dan bentuknya yang baru setelah kebudayaan muslim memadukannya dengan gaya arsitektur dari Roma, Mesir, Persia dan Byzantium. Hasil perpaduan kebudayaan Muslim dengan gaya arsitektur negara lain dapat terlihat pada `'Dome of The Rock'' yang selesai dibangun pada tahun 691 M di Yerusalem. Gaya arsitek yang mencolok dari bangunan, terdapat pada ruang tengah yang luas dan terbuka. Selain itu, bangunan yang melingkar, dan penggunaan pola kaligrafi yang berulang. Selain itu, akulturasi itu juga terjadi pada Masjid Raya Samarra di Irak yang selesai dibangun pada tahun 847. Bangunan masjid ini memiliki ciri khas yang ditandai dengan keberadaan minaret. Perpaduan juga tampak pada Masjid Hagia Sophia di Istanbul, Turki yang turut mempengaruhi corak arsitektur Islam. Ernst J Grube dalam tulisannya berjudul What Is Islamic Architecture mengungkapkan, bentuk dominan dari arsitektur Islam sebenarnya terletak pada arsitekturnya yang tersembunyi. Artinya, arsitektur Islam baru bisa terlihat setelah memasukinya dan melihat bentuknya dari dalam. Berkembangnya arsitektur Islam tersebut didukung sejumlah faktor, seperti semakin tingginya teknologi bangunan. Selain itu, faktor sosial politik dan kenegaraan, misalnya peperangan, juga telah membuat arsitektur Islam berkembang semakin pesat. Peperangan telah memicu berkembangnya benteng-benteng dan tembok pertahanan. Faktor lainnya yang ikut mendukung berkembangnya arsitektur Islam adalah berubahnya tingkat ekonomi masyarakat Muslim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar