Dahulu
Aku
tak tahu
“mengapa
sehabis hujan terbias warna yang indah?”
Terdiam,
terpana, dan membisu
Dahulu
Aku
tak tahu
“mengapa
gemercik hujan bisa menusuk kulitku?”
Terdiam,
terpana, dan membisu
mendudukkan
ku dalam lamunan
Dahulu
Aku
tak tahu
“mengapa
ada tumpahan air jatuh dari langit?”
Terdiam,
terpana, dan membisu
Kembali
mendudukkan ku dalam lamunan
Ketelanjangan
ku saat itu
Membuatku
bertanya
“Apa
yang tersimpan dibalik fenomena itu?”
Keterdiaman,
keterpanaan, dan keterbisuan ku
Mengantarkanku
ke sebuah jalan yang bercahaya
Bercahaya
dalam
dimensi nun jauh disana
Kini
aku
sudah hampir
mencapai
fase terakhir dalam perjalananku
mencari
sebuah jawaban dalam setiap tanya hidupku
Namun
yang terjadi di kemudian hari
Aku
terpojoki
Dengan
cahaya yang menerangiku
Dunia
malah membenciku, mencaciku, dan menghardikku
Wahai
cahaya “apa salahku?”
Bukan
kah aku telah menemukanmu?
Bukan
kah aku telah menggunakanmu untuk kebaikan?
Tuan,
Benar
Kau
telah menemukanku dan aku berterima kasih padamu
Benar
Kau
telah menggunakan ku untuk kebaikan
dan
aku berterima kasih padamu
Tapi
dunia lebih pintar darimu
Dunia
melihat gerak mu
Dunia
mendengar hasrat mu
Dunia
merasakan kebusukan mu
Dan
itu yang tidak kamu ketahui!!
Tuan
Cahaya
ku
Memang
membawa mu dalam kepintaran
Cahaya
ku
Memang
membawa mu dalam kepercayaan diri yang tinggi
Namun
itu dapat menjatuhkan mu ke lembah terhina
Tuan
Ampunilah
aku
Maafkanlah
diriku
Karena aku
membawamu kedalam
“Lembah Kehinaan”
@ pelangi di pena ku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar