"Jangan pernah meremehkan kebaikan meskipun sedikit," kata guru-guru kita saat menasihati murid-muridnya.
Nasihat tersebut juga mengandung larangan untuk tidak meremehkan keburukan meskipun kecil.
Memang benar, awal dari segala kegagalan dan kerugian yaitu membudayanya sikap meremehkan. Maka, anda jangan heran tatkala melihat orang yang pintar dan cerdas, lebih sering mengalami kegagalan dan kerugian di dalam usaha dan jerih payahnya. Atau, orang yang memiliki kadar kecerdasan yang biasa-biasa saja, bahkan di bawah rata-rata, namun acap kali berhasil dan meraup kesuksesan yang gemilang disebabkan konsistensi dan ketekunannya dalam berusaha.
Tidak hanya itu, sikap meremehkan merupakan pangkal dari sifat sombong. Inilah yang membuat Iblis terlempar dari kasih sayang Tuhan untuk selama-lamanya.
Sikap meremehkan selalu timbul dari sikap yang terlalu percaya diri dan merasa pintar. Sehingga, hal tersebut berdampak pada munculnya kebiasaan menunda dan menunda.
Jika "kebiasaan menunda" berlangsung dalam tempo yang lama, maka yang akan dikhawatirkan kalau kebiasaan tersebut menjadi karakter dan kepribadian kita. Dan tentu hal tersebut sangat merugikan, baik bagi orang yang bersangkutan maupun orang-orang di sekelilingnya.
Permasalahan pun tidak terhenti pada dampak yang merugikan. Tetapi, bermuara pada penyesalan yang akan kita bawa sampai meninggal dunia kelak.
Penyesalan akan berdampak pada gangguan psikis yang tentu amat menyiksa batin dan menimbulkan sikap serba salah. Salah satu gambaran penyesalan yang bakal dibawa sampai hari kiamat kelak, tatkala kita tidak memanfaatkan anugerah kehidupan yang diberikan Tuhan kepada kita. Sehingga orang-orang yang tidak beriman, saat disiksa di Neraka mengatakan, "Seandainya saja aku dulu menjadi debu dan tidak pernah hidup."
Jumat, 05 Oktober 2012
Khalid bin Walid
Inilah kisah Khalid Bin Walid,
singa padang pasir yang oleh Rasulullah Muhammad SAW diberikan gelar pedang
Allah yang terhunus.
Ayah Khalid yang bernama Walid,
adalah salah seorang pemimpin yang paling berkuasa di antara orang-orang
Quraisy. Dia sangat kaya. Dia menghormati Ka’bah dengan perasaan yang sangat
mendalam. Sekali dua tahun dialah yang menyediakan kain penutup Ka’bah. Pada
masa ibadah Haji dia memberi makan dengan cuma-cuma bagi semua orang yang
datang berkumpul di Mina.
Ketika orang Quraisy memperbaiki
Ka’bah tidak seorang pun yang berani meruntuhkan dinding-dindingnya yang tua
itu. Semua orang takut kalau-kalau jatuh dan mati. Melihat suasana begini Walid
maju ke depan dengan bersenjatakan sekop sambil berteriak, “Oh, Tuhan
jangan marah kepada kami. Kami berniat baik terhadap rumahMu“.
Khalid bin Walid bin Al-Mugiroh
Al-Qurasy Al-Makhzumy Al-Makky, anak saudari ummul mukminin Maimunah binti
Al-Harits radhiallahu ‘anhu. Beliau adalah seorang tokoh terkemuka umat Islam, seorang pahlawan dan salah
seorang tokoh shahabat Rasulullah SAW.
Di medan peperangan, beliau tidak
pernah kalah baik pada saat jahiliyah atau setelah masuk Islam. Beliau berkata
tentang dirinya, “Sungguh dengan tanganku ini telah terpotong sembilan pedang
pada saat peperangan Mu’tah sehingga tidak tertinggal di tanganku kecuali
sebuah pedang yang berasal dari Yaman.”
Hal ini membuktikan tentang
keberanian dan kekuatan besar yang telah dianugrahkan baginya oleh Allah pada
dirinya. Dan beliau adalah komandan pasukan kaum muslimin pada perang yang
masyhur yaitu perang Yamamah dan Yarmuk, dan beliau juga telah melintasi
perbatasan negeri Iraq menuju ke Syam dalam lima malam bersama para
tentara yang mengikutinya.
Kepiawaian beliau dalam mempin
perang juga bisa dilihat pada perang Mu’tah, pada tahun ke-8 H, tahun beliau
memeluk Islam. Saat itu jumlah tentara kaum muslimin hanya sekitar 3.000 orang
sementara bangsa Romawi memilki 200.000 orang.
Dalam perang mu’tah ini Nabi
Muhammad SAW memerintahkan agar pasukan dipimpin oleh Zaid bin Haritsah,
dan jika dia terbunuh maka kepeminpinan berpindah kepada Ja’far bin Abi Thalib,
dan jika terbunuh maka kepeminpinan digantikan oleh Abdullah bin Rawahah. Semua
pemimpin tersebut mati syahid pada peperangan ini, lalu bendera diambil alih
oleh Tsabit bin Aqrom, dan dia berkata kepada kaum muslimin: Pilihlah seorang
lelaki sebagai pemimpin kalian, maka mereka memilih Khalid bin Walid. Ketika
Khalid bin Walid terpilih sebagai pemimpin, beliau langsung mengatur para
pasukan, merubah strategi dengan menjadikan pasukan sayap kanan berpindah ke
sayap kiri dan sebaliknya pasukan sayap kiri berpindah ke sebelah kanan,
kemudian sebagian pasukan diposisikan agak mundur, setelah beberapa saat mereka
datang seakan pasukan batuan yang baru datang, hal ini untuk melemahkan
semangat berperang musuh kemudian kesatuan tentara kaum muslimin terlihat
menjadi besar atas pasukan kaum Romawi sehingga menyebabkan mereka mundur dan
semangat mereka melemah.
Abu Zannad berkata, “Pada saat
Khalid akan meninggal dunia dia menangis dan berkata, ‘Aku telah mengikuti
perang ini dan perang ini bersama pasukan, dan tidak ada satu jengkalpun dari
bagian tubuhku kecuali padanya terdapat bekas pukulan pedang atau lemparan
panah atau tikaman tombak dan sekarang aku mati di atas ranjangku terjelembab
sebagaimana matinya seekor unta. Janganlah mata ini terpejam seperti mata para
pengecut. ‘“
Dari Sahl bin Abi Umamah bin Hanif dari bapaknya dari
kakeknya dari Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barangsiapa yang meminta kepada
Allah mati syahid dengan sebenarnya maka Allah akan menyampaikannya kepada
derajat orang-orang yang mati syahid sekalipun dirinya mati di atas
ranjangnya.”
Lalu pada saat wafat, dia tidak meninggalkan kecuali kuda, senjata dan budaknya yang dijadikannya sebagai sedekah dijalan Allah, pada saat berita kematian tersebut sampai kepada Amirul Mu’minin, Umar bin Al-Kattab dia berkata, “Semoga Allah meberikan rahmatnya kepada Abu Sulaiman, sesungguhnya dia seperti apa yang kami perkirakan.”
Dan disebutkan di dalam hadits riwayat Umar bin Al-Khattab tentang zakat bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Adapun Khalid maka dia telah menyimpan baju besinya dan perlengkapan berperangnya di jalan Allah.”
Lalu pada saat wafat, dia tidak meninggalkan kecuali kuda, senjata dan budaknya yang dijadikannya sebagai sedekah dijalan Allah, pada saat berita kematian tersebut sampai kepada Amirul Mu’minin, Umar bin Al-Kattab dia berkata, “Semoga Allah meberikan rahmatnya kepada Abu Sulaiman, sesungguhnya dia seperti apa yang kami perkirakan.”
Dan disebutkan di dalam hadits riwayat Umar bin Al-Khattab tentang zakat bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Adapun Khalid maka dia telah menyimpan baju besinya dan perlengkapan berperangnya di jalan Allah.”
Insan Mulia Sukses
Berkah, akhirnya beliau wafat pada tahun 21 H. di Himsh pada usia 52
tahun.semoga cerita menginsiprasi kita semua.
Berikut
ringkasan hidup Khalid bin Walid ....
Latihan Pertama
Latihan Pertama
Kita tidak banyak mengetahui
mengenai Khalid pada masa kanak-kanaknya. Tetapi satu hal kita tahu dengan
pasti, ayah Khalid orang berada. Dia mempunyai kebun buah-buahan yang
membentang dari kota Mekah sampai ke Thaif. Kekayaan ayahnya ini membuat Khalid
bebas dari kewajiban-kewajibannya.
Dia lebih leluasa dan tidak usah
belajar berdagang. Dia tidak usah bekerja untuk menambah pencaharian orang
tuanya. Kehidupan tanpa suatu ikatan memberi kesempatan kepada Khalid mengikuti
kegemarannya. Kegemarannya ialah adu tinju dan berkelahi.
Saat itu pekerjaan dalam seni
peperangan dianggap sebagai tanda seorang Satria. Panglima perang berarti
pemimpin besar. Kepahlawanan adalah satu hal terhormat di mata rakyat.
Ayah Khalid dan beberapa orang
pamannya adalah orang-orang yang terpandang di mata rakyat. Hal ini memberikan
dorongan keras kepada Khalid untuk mendapatkan kedudukan terhormat, seperti
ayah dan paman-pamanya. Satu-satunya permintaan Khalid ialah agar menjadi orang
yang dapat mengatasi teman-temannya di dalam hal adu tenaga. Sebab itulah dia
menceburkan dirinya kedalam seni peperangan dan seni bela diri. Malah
mempelajari keahlian mengendarai kuda, memainkan pedang dan memanah. Dia juga
mencurahkan perhatiannya ke dalam hal memimpin angkatan perang. Bakat-bakatnya
yang asli, ditambah dengan latihan yang keras, telah membina Khalid menjadi
seorang yang luar biasa. Kemahiran dan keberaniannya mengagumkan setiap orang.
Pandangan yang ditunjukkannya
mengenai taktik perang menakjubkan setiap orang. Dengan gamblang orang dapat
melihat, bahwa dia akan menjadi ahli dalam seni kemiliteran.
Dari masa kanak-kanaknya dia
memberikan harapan untuk menjadi ahli militer yang luar biasa senialnya.
Menentang Islam
Pada masa kanak-kanaknya Khalid
telah kelihatan menonjol diantara teman-temannya. Dia telah sanggup merebut
tempat istimewa dalam hati rakyat. Lama kelamaan Khalid menanjak menjadi
pemimpin suku Quraisy. Pada waktu itu orang-orang Quraisy sedang memusuhi
Islam. Mereka sangat anti dan memusuhi agama Islam dan penganut-penganut Islam.
Kepercayaan baru itu menjadi bahaya bagi kepercayaan dan adat istiadat
orang-orang Quraisy. Orang-orang Quraisy sangat mencintai adat kebiasaannya.
Sebab itu mereka mengangkat senjata untuk menggempur orang-orang Islam. Tunas
Islam harus dihancurkan sebelum tumbuh berurat berakar. Khalid sebagai pemuda
Quraisy yang berani dan bersemangat berdiri digaris paling depan dalam
penggempuran terhadap kepercayaan baru ini. Hal ini sudah wajar dan seirama
dengan kehendak alam.
Sejak kecil pemuda Khalid bertekad
menjadi pahlawan Quraisy. Kesempatan ini diperolehnya dalam
pertentangan-pertentangan dengan orang-orang Islam. Untuk membuktikan bakat dan
kecakapannya ini, dia harus menonjolkan dirinya dalam segala pertempuran. Dia
harus memperlihatkan kepada sukunya kwalitasnya sebagai pekelahi.
Peristiwa Uhud
Kekalahan kaum Quraisy di dalam
perang Badar membuat mereka jadi kegila-gilaan, karena penyesalan dan panas
hati. Mereka merasa terhina. Rasa sombong dan kebanggaan mereka sebagai suku
Quraisy telah meluncur masuk lumpur kehinaan Arang telah tercoreng di muka
orang-orang Quraisy. Mereka seolah-olah tidak bisa lagi mengangkat dirinya dari
lumpur kehinaan ini. Dengan segera mereka membuat persiapan-persiapan untuk
membalas pengalaman pahit yang terjadi di Badar.
Sebagai pemuda Quraisy, Khalid bin
Walid pun ikut merasakan pahit getirnya kekalahan itu. Sebab itu dia ingin
membalas dendam sukunya dalam peperangan Uhud. Khalid dengan pasukannya
bergerak ke Uhud dengan satu tekad menang atau mati. Orang-orang Islam dalam
pertempuran Uhud ini mengambil posisi dengan membelakangi bukit Uhud.
Sungguhpun kedudukan pertahanan
baik, masih terdapat suatu kekhawatiran. Di bukit Uhud masih ada suatu tanah
genting, di mana tentara Quraisy dapat menyerbu masuk pertahanan Islam. Untuk
menjaga tanah genting ini, Nabi menempatkan 50 orang pemanah terbaik. Nabi
memerintahkan kepada mereka agar bertahan mati-matian. Dalam keadaan bagaimana
jua pun jangan sampai meninggalkan pos masing-masing.
Khalid bin Walid memimpin sayap
kanan tentara Quraisy empat kali lebih besar jumlahnya dari pasukan Islam.
Tetapi mereka jadi ragu-ragu mengingat kekalahan-kekalahan yang telah mereka
alami di Badar. Karena kekalahan ini hati mereka menjadi kecil menghadapi
keberanian orang-orang Islam.
Sungguh pun begitu pasukan-pasukan
Quraisy memulai pertempuran dengan baik. Tetapi setelah orang-orang Islam mulai
mendobrak pertahanan mereka, mereka telah gagal untuk mempertahankan tanah yang
mereka injak.
Kekuatannya menjadi terpecah-pecah.
Mereka lari cerai-berai. Peristiwa Badar berulang kembali di Uhud. Saat-saat
kritis sedang mengancam orang-orang Quraisy. Tetapi Khalid bin Walid tidak
goncang dan sarafnya tetap membaja. Dia mengumpulkan kembali anak buahnya dan
mencari kesempatan baik guna melakukan pukulan yang menentukan.
Melihat orang-orang Quraisy
cerai-berai, pemanah-pemanah yang bertugas ditanah genting tidak tahan hati.
Pasukan Islam tertarik oleh harta perang, harta yang ada pada mayat-mayat
orang-orang Quraisy. Tanpa pikir panjang akan akibatnya, sebagian besar
pemanah-pemanah, penjaga tanah genting meninggalkan posnya dan menyerbu
kelapangan.
Pertahanan tanah genting menjadi
kosong. Khalid bin Walid dengan segera melihat kesempatan baik ini. Dia
menyerbu ketanah genting dan mendesak masuk. Beberapa orang pemanah yang masih
tinggal dikeroyok bersama-sama. Tanah genting dikuasai oleh pasukan Khalid dan
mereka menjadi leluasa untuk menggempur pasukan Islam dari belakang.
Dengan kecepatan yang tak ada
taranya Khalid masuk dari garis belakang dan menggempur orang Islam di pusat
pertahanannya. Melihat Khalid telah masuk melalui tanah genting, orang-orang
Quraisy yang telah lari cerai-berai berkumpul kembali dan mengikuti jejak
Khalid menyerbu dari belakang. Pemenang-pemenang antara beberapa menit yang lalu,
sekarang telah terkepung lagi dari segenap penjuru, dan situasi mereka menjadi
gawat.
Khalid bin Walid telah merobah
kemenangan orang Islam di Uhud menjadi suatu kehancuran. Mestinya orang-orang
Quraisylah yang kalah dan cerai-berai. Tetapi karena gemilangnya Khalid sebagai
ahli siasat perang, kekalahan-kekalahan telah disunglapnya menjadi satu
kemenangan. Dia menemukan lobang-lobang kelemahan pertahanan orang Islam.
Hanya pahlawan Khalid lah yang
dapat mencari saat-saat kelemahan lawannya. Dan dia pula yang sanggup menarik
kembali tentara yang telah cerai-berai dan memaksanya untuk bertempur lagi.
Seni perangnya yang luar biasa inilah yang mengungkap kekalahan Uhud menjadi
suatu kemenangan bagi orang Quraisy.
Ketika Khalid bin Walid memeluk
Islam Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam sangat bahagia, karena Khalid
mempunyai kemampuan berperang yang dapat digunakan untuk membela Islam dan
meninggikan kalimatullah dengan perjuangan jihad. Dalam banyak kesempatan
peperangan Islam Khalid bin Walid diangkat menjadi komandan perang dan
menunjukan hasil gemilang atas segala upaya jihadnya. Betapapun hebatnya Khalid
bin Walid di dalam medan pertempuran, dengan berbagai luka yang menyayat
badannya, namun ternyata kematianya di atas ranjang. Betapa menyesalnya Khalid
harapan untuk mati sahid di medan perang ternyata tidak tercapai dan Allah
menghendakinya mati di atas tempat tidur, sesudah perjuangan membela Islam yang
luar biasa itu. Demikianlah kekuasaan Allah. Manusia berasal dari Allah dan
akan kembali kepada-Nya sesuai dengan kemaua-Nya.
Langganan:
Postingan (Atom)